PENERAPAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
DALAM RANGKA MENUJU
” INNOVATIVE SCHOOL”
Untuk
Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu: Dr.Sunarti, M.Pd.
Oleh
Agus Taufik Hidayat (13144600030)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH
TINGGI UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul”PENERAPAN
TEKNOLOGI PENDIDIKANDALAM RANGKA MENUJU
”INNOVATIVE SCHOOL”.”
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Terselesaikannya makalah ini tidak bisa
lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan pembaca semuanya.
Yogyakarta, Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
i
KATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB
I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II PEMBAHASAN
6
A. Pengertian Teknologi Pendidikan .....
6
B. Macam-Macam Teknologi Pendidikan
11
C. Manfaat Teknologi Pendidikan dan Kekurangannya
15
D. Hubungan Teknologi Pendidikan dan Innovative School...........................17
BAB III
PENUTUP
20
A.
Kesimpulan
20
B.
Kritik dan Saran
21
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara
lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index). Di antara 174
negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105
(1998), dan ke-109 (1999).
Menurut
survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia
(2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan
ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari
lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai
pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan
tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih
banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di
Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang
globslisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang
terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri.
Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang
bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang dirasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan
di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu
diperoleh setelah membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah
menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah dapat meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain. Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai
jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia
yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di
berbagai bidang.
Penyebab
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas,
efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah
pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia
pendidikan yaitu:
- Rendahnya sarana fisik.
- Rendahnya kualitas guru.
- Rendahnya kesejahteraan guru.
- Rendahnya prestasi siswa.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal
telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan
di dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang
positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang
kurikulum dan sarana prasarana, namun inovasi yang menyeluruh dengan
menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan konvesional menjadi
nonkonvensional. Dalam rangka Innovative School, sekolah harus merespon
perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu
pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran
di sekolah-sekolah perlu
menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja
lebih efektif dan efisien.
Walaupun demikian, peran guru tetap dibutuhkan di kelas sebagai desainer, motivator, pembimbing, dan
tentunya sebagai sosok individu yang harus tetap dihormati. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT) merupakan suatu kebutuhan menuju “Innovative
School” karena dengan penggunakan ICT diharapkan adanya peningkatan mutu
belajar mengajar, peningkatan produktivitas/efisisensi dan akses, peningkatan
sikap belajar yang positif, pengembangan profesional, dan adanya peningkatan
profil. Kelima hal tersebut merupakan harapan sekaligus kebutuhan yang menjadi
dasar perlunya penerapan ICT di sekolah. Dengan demikian
diharapkan sekolah mengalami perubahan-perubahan yang sesuai dengan
tuntutan global tetapi tetap
searah dengan visi dan misinya yang
dikorelasikan dengan kebutuhan sekolah dan daerah. Teknologi
pendidikan sering kali diasumsikan dengan presepsi yang mengarah pada
elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas.
Sedangkan di dalam pandangan anak-anak, yang termasuk
teknologi adalah aplikasi game online, fitur games handphone, dan games
playstation. Ini sangat berbahaya untuk anak-anak karena pandangan mereka
tentang teknologi hanyalah yang berbentuk aplikasi games, dan mereka pun hanya
sebagai pengguna aplikasi games. Padahal teknologi sangatlah luas dan perkembangannya
pun sangat luar biasa, masalah ini sudah menjadi perhatian para peneliti. Sekian lama mengkaji dan menelaah dampak
perkembangan teknologi pada anak, mereka memutuskan untuk memasukan efek
perkembangan teknologi (dalam artian aplikasi games) pada anak tergolong pada
gangguan mental. Itu juga termasuk pada mereka yang kecanduan ponsel pintar
atau komputer rumahan sekalipun. Berikut adalah gejala kecanduan teknologi:
1.
Lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet
terlalu lama.
2.
Menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak
bisa diakses.
3.
Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih
banyak untuk dimiliki memiliki derajat kepuasan yang sama.
4.
Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial,
dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan internet yang
berkepanjangan.
5.
Kurang perhatian, gangguan hiperaktif, depresi, kecemasan, rendah kepercayaan
diri, impulsif, tidak tahu malu, dan cenderung mau bunuh diri.
Oleh karena itu, perlu adanya penerapan teknologi
pendidikan di dalam sistem pendidikan sehingga pandangan anak-anak ataupun
pelaku pendidik lainnya tentang teknologi bisa lebih luas.
- Rumusan Masalah
- Apa pengertian teknologi pendidikan?
- Apa macam-macam teknologi pendidikan?
- Apa manfaat dan kekurangan teknologi pendidikan?
- Apa hubungan teknologi pendidikan dan “Innovative School”?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Menjelaskan tentang sistem teknologi
pendidikan.
2.
Memberikan pandangan yang luas
tentang teknologi.
3.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan
dari sistem teknologi pendidikan.
4.
Menjadikan reverensi mengenai sistem
teknologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Teknologi Pendidikan
Sebelum
membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian dari
teknologi. Kata teknologi sering kali oleh masyarakat diartikan sebagai alat
elektronik. Tapi oleh ilmuan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan
sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi
teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Yp Simon (1983) teknologi
adalah “suatu disiplin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan
aplikasi ilmiah”. An menjelaskan “teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, tetapi lebih banyak
penggunaan unsur berfikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah”. Paul Saetiles
(1968) menjelaskan “teknologi
selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen
dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia”.
Pengertian
teknologi pendidikan di abad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor
slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad sembilan belas
ke bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku. Prof.
Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd menjelaskan “teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk
menganilisis dan memecahkan masalah belajar manusia atau pendidikan”.
Mackenzie,
dkk (1976) menjelaskan “teknologi pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk
mencapai atau menemukan solusi masalah”.
Teknologi pendidikan bisa dipandang
sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk, teknologi
pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih kongkrit seperti radio,
televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan
bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai
suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk
mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT, 1977). Sejalan dengan
hal tersebut, maka lahirlah teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam
pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi,
dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh
pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah
kualitas, tentu saja ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi
pendidikan. Ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan
dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi
pada siswa, dan pemanfaatan pada sumber belajar (Sadiman, 1984). Prinsip
pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
perlu didesain atau dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam
merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi:
identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan
pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran (IDI
model, 1989). Prinsip berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam pembelajaran
hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan
karakteristik, minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar
berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk
mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa
teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar
siswa.
Teknologi
dalam pembelajaran diartikan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan, termasuk
sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Pengertian
media diambil dari CISAER (2003). CISAER mendefinisikan media dalam
pembelajaran sebagai pesan yang didistribusikan melalui teknologi, terutama
teks dalam bahan ajar cetak dan dalam jaringan komputer, bunyi dalam audio-tape dan
siaran radio, serta teks, suara dan/atau gambar pada telekonferensi. Penggunaan
teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet atau jaringan
komputer. Petherbridge dan Chapmen (2007) melaporkan bahwa teknologi internet
yang digunakan dalam pembelajaran tumbuh dari 4.000 satuan kredit semester pada
tahun 2000 menjadi lebih dari 19.000 satuan kredit semester pada tahun 2005. Sedangkan
penggunaan teknologi lainnya dalam pembelajaran, seperti siaran TV dan radio,
DVD, video, relatif tetap setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena teknologi
internet mampu menyampaikan pesan secara mutimedia, baik teks, suara, gambar
diam, maupun gambar bergerak. Selain itu, teknologi internet memungkinkan
penyampaian pesan secara langsung (synchronous)
seperti siaran TV atau radio atau pe-nyampaian pesan secara tidak langsung (asynchronous) seperti video, kaset, dan buku. Dengan
fleksibilitas yang dimiliki teknologi internet, tidak mengherankan bila
perkembangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan
internet. Pada umumnya yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran adalah penggunaan intenet untuk pembelajaran. Oleh karena
itu, dalam paparan ini akan lebih banyak dibahas mengenai penggunaan internet
untuk pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan
dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan cara
mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam
sumber belajar. Upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan
adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai
dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi
pembelajaran.
Dalam definisi teknologi pembelajaran
dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam hal
rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber
dan proses untuk belajar (Barbara, 1994). Teknologi dalam pembelajaran telah
mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional
yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas
maupun di luar kelas sehingga teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai
media untuk mendis-tribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio,
televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Dengan demikian teknologi
yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan
makna pembelajaran itu sendiri. Ase Suherlan (2000:48) mengemukakan bahwa pembelajaran
teknologi pada hakikatnya merupakan komunikasi transaksional yang bersifat
timbal balik, baik di antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan
lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna
pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung
unsur komunikasi dan informasi. Prof. Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd menjelaskan teknologi pendidikan adalah proses
yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar
manusia atau pendidikan.
Mackenzie, dkk (1976) menjelaskan
teknologi pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai
atau menemukan solusi permasalahan. Jadi teknologi pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan
masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
1.
Teknologi pendidikan lebih dari
perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.
2.
Teknologi dapat juga terdiri
segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran, strategi belajar
kognitif dan keterampilan berfikir kritis.
3.
Belajar teknologi dapat
dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif,
autentik dan kooperatif seta bertujuan.
B. Macam-Macam
Teknologi Pendidikan
Macam-macam teknologi pendidikan dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode,
kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa
menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan.
Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing
global. Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem
pendidikan yang lebih baik.
Ada beberapa macam teknologi,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Teknologi yang pertama.
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih
hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem
berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang
pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana
berbagai hal saling terkait.
2.
Teknologi yang kedua.
Desain sistem adalah teknologi merancang dan
membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat
yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk
menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
3.
Teknologi yang ketiga.
Kualitas pengetahuan mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu
produk atau jasa atau layanan yang
sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi
alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan atau sekolah.
4.
Teknologi yang keempat.
Manajemen perubahan manajemen perubahan adalah suatu cara
untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan
sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan
berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).
5.
Teknologi yang kelima.
Teknologi pembelajaran disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik
(komputer, multimedia, internet,
telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya
diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran
elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi
pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi
pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi
peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk
perubahan yang efektif.
Macam-macam teknologi pendidikan
menurut Davies (1972) ada tiga yaitu:
1.
Teknologi pendidikan satu.
Teknologi
pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti
proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik
lainnya). Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar
dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan
mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah
yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
2.
Teknologi pendidikan dua.
Teknologi
pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan
pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam
pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi
dua, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang
sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar Mesin dan mekanisme dipandang
sebagai instrumen presentasi atau transmisi.
3.
Teknologi pendidikan tiga.
Teknologi
pendidikan tiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu
“peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi
utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat
dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai
pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang
menarik. Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi
pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat
keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga
meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.
C. Manfaat
Teknologi pendidikan dan kekurangannya
1. Manfaat teknologi pendidikan
Teknologi Pendidikan sebagai
peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan:
a.
Untuk mewakili gagasan pelajar
pemahaman dan kepercayaan.
b.
Untuk organisir produksi, multi
media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
c.
Teknologi pendidikan sebagai sarana
informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar: Untuk mengakses
informasi yang diperlukan.
d.
Untuk perbandingan perspektif,
kepercayaan dan pandangan dunia.
e.
Teknologi pendidikan sebagai media
sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.
f.
Untuk berkolaborasi dengan orang
lain.
g.
Untuk mendiskusikan, berpendapat dan
membangun konsensus antara anggota sosial.
h.
Teknologi pendidikan sebagai mitra
intelektual untuk mendukung pelajar.
i.
Untuk membantu pelajar mengartikulasikan
dan memprentasikan apa yang mereka
ketahui.
j.
Teknologi pendidikan dapat
meningkatkan mutu pendidikan atau sekolah.
k.
Tekonologi pendidikan dapat
meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
l.
Teknologi pendidikan dapat
mempermudah mencapai tujuan pendidikan.
2. Kekurangan
Teknologi Pendidikan
a.
Pihak guru yang tidak bisa
mengoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggalkan oleh siswa.
b.
Teknologi pendidikan memerlukan SDM
yang berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita
masih kurang.
c.
Teknologi pendidikan baik itu
hardware maupun soffware membutuhkan biaya yang mahal.
d.
Keterbatasan sarana prasarana
sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
e.
Penggunaan teknologi pendidikan
dalam bentuk Hardware memerlukan kontrol yang tinggi dari guru atau orang tua
terutama internet dan software.
f.
Siswa yang tidak mempunyai motivasi
yang tinggi cenderung gagal.
D. Hubungan Teknologi Pendidikan
dan Innovative School.
Inovasi
pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah
ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat
alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi
indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan
pendidikan.
Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat
dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut Ashby 1967 ada empat:
1.
Ketika masyarakat atau orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga
tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari
rumah ke sekolah.
2.
Terjadi adopsi kata yang ditulis ke
instruksi lisan.
3.
Adanya penemuan alat untuk keperluan
percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4.
Adanya alat elektronika yang
bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet,
LAN, dsb ). Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan
banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point
sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan
pendidikan atau sekolah yang dinginkan sekolah
sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut
yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, dan manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun swasta mulai
berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program
sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah
yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.
Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari
unsur SDM yang
berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat
manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan
bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Inovasi
merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi
pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan,
sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk
sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti pembahasan yang telah diuraikan
diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1. Teknologi
pendidikan adalah proses yang komplek yang terpadu untuk menganalisis dan
memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan.
2. Teknologi
pendidikan sangat diperlukan dalam usaha menuju “Innovative School “ atau perubahan sekolah karena dalam teknologi
pendidikan tidak hanya unsur elektronik saja yang ada tapi SDM yang berkualitas
atau mampu berpikir, mendesain sistem, dan punya ilmu pengetahuan untuk melakukan
manajemen perubahan serta melakukan teknologi pembelajaran.
3. Teknologi
pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan. Tekonologi pendidikan
dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
4. Teknologi
Pendidikan dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi
metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa
menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan.
5. “Innovative School“ perlu dilaksanakan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan
tuntutan masyarakat.
B. Saran dan Kritik
1. Hendaknya
sekolah mempersiapkan sarana prasarana untuk kebutuhan tekonologi pendidikan.
2. Hendaknya
sekolah menyiapkan SDM yang siap menerapkan teknologi pendidikan untuk perubahan
sekolah (Innovative School ).
3. Hendaknya
pemerintah sering mengadakan pelatihan seperti Jardiknas atau Diklat Komputer.
4. Sekolah
harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global.
5. Dalam
merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi:
identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan
pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin Andi. 2007. Penggunaan Metode E-Learning Dalam Proses
Belajar ngajar di Sekolah pada Mata Pelajaran TIK Tingkat SMP. Majalengka:
Jawa Barat
Davil H. Jonassen. 2005. Tekonologi
Pembelajaran dengan suatu pendekatan Perspektif (Construktif). Nw Jersey,
Columbus ohio: Pennsylvonia state University.
Ivor K. Davis. 1976. Teknologi Pendidikan “ contoh yang sempurna Paradigma dan model. London: Prof. Nyoman S. Degeng.
Prof. Sutomo & Sugito M.Pd.
2005. Kapita Selekta & Problematika
Teknologi pendidikan. Surabaya: UNIPA.
Yusufha, Pustekkom (Indonesia), United States. Agency for International Development.
1984. Teknologi
komunikasi pendidikan: pengertian dan penerapannya di Indonesia. University of California. Jakarta: Rajawali
(diakses pada 22 Desember 2012, pukul 19.27 WIB)
http://imam513.blogspot.com/2011/11/macam-macam-teknologi-pendidikan.html/ (diakses pada 22 Desember 2012, pukul 20.04 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar