Selasa, 24 Desember 2013

MAKALAH BAHASA INDONESIA


MAKALAH
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DALAM  RANGKA MENUJU  ” INNOVATIVE SCHOOL”
Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dr.Sunarti, M.Pd.



 












 
Oleh
Agus Taufik Hidayat              (13144600030)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudulPENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKANDALAM  RANGKA MENUJU ”INNOVATIVE SCHOOL”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
       Terselesaikannya makalah ini tidak bisa lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih.
       Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pembaca semuanya.

Yogyakarta,  Desember 2013
                 
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.       Latar Belakang 1
B.       Rumusan Masalah 5
C.       Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A.  Pengertian Teknologi Pendidikan ..... 6
B.  Macam-Macam Teknologi Pendidikan 11
C.  Manfaat Teknologi Pendidikan dan Kekurangannya 15
D.  Hubungan Teknologi Pendidikan dan Innovative School...........................17
BAB III PENUTUP 20
A.    Kesimpulan 20
B.     Kritik dan Saran 21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index). Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globslisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang dirasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
  1. Rendahnya sarana fisik.
  2. Rendahnya kualitas guru.
  3. Rendahnya kesejahteraan guru.
  4. Rendahnya prestasi siswa.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum dan sarana prasarana, namun inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan konvesional menjadi nonkonvensional. Dalam rangka Innovative School, sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran di sekolah-sekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien.
Walaupun demikian, peran guru tetap dibutuhkan di kelas  sebagai desainer, motivator, pembimbing, dan tentunya sebagai sosok individu yang harus tetap dihormati. Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) merupakan suatu kebutuhan menuju “Innovative School” karena dengan penggunakan ICT diharapkan adanya peningkatan mutu belajar mengajar, peningkatan produktivitas/efisisensi dan akses, peningkatan sikap belajar yang positif, pengembangan profesional, dan adanya peningkatan profil. Kelima hal tersebut merupakan harapan sekaligus kebutuhan yang menjadi dasar perlunya penerapan ICT di sekolah. Dengan demikian diharapkan sekolah mengalami perubahan-perubahan yang sesuai dengan tuntutan global tetapi tetap searah dengan visi dan misinya yang dikorelasikan dengan kebutuhan sekolah dan daerah. Teknologi pendidikan sering kali diasumsikan dengan presepsi yang mengarah pada elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas.
Sedangkan di dalam pandangan anak-anak, yang termasuk teknologi adalah aplikasi game online, fitur games handphone, dan games playstation. Ini sangat berbahaya untuk anak-anak karena pandangan mereka tentang teknologi hanyalah yang berbentuk aplikasi games, dan mereka pun hanya sebagai pengguna aplikasi games. Padahal teknologi sangatlah luas dan perkembangannya pun sangat luar biasa, masalah ini sudah menjadi perhatian para peneliti. Sekian lama mengkaji dan menelaah dampak perkembangan teknologi pada anak, mereka memutuskan untuk memasukan efek perkembangan teknologi (dalam artian aplikasi games) pada anak tergolong pada gangguan mental. Itu juga termasuk pada mereka yang kecanduan ponsel pintar atau komputer rumahan sekalipun. Berikut adalah gejala kecanduan teknologi:
1. Lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama. 
2. Menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses.
3. Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki memiliki derajat kepuasan yang sama.
4. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan internet yang berkepanjangan.
5.  Kurang perhatian, gangguan hiperaktif, depresi, kecemasan, rendah kepercayaan diri, impulsif, tidak tahu malu, dan cenderung mau bunuh diri.
Oleh karena itu, perlu adanya penerapan teknologi pendidikan di dalam sistem pendidikan sehingga pandangan anak-anak ataupun pelaku pendidik lainnya tentang teknologi bisa lebih luas.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian teknologi pendidikan?
  2. Apa macam-macam teknologi pendidikan?
  3. Apa manfaat dan kekurangan teknologi pendidikan?
  4. Apa hubungan teknologi pendidikan dan “Innovative School”?

C. Tujuan Penulisan
1.                  Menjelaskan tentang sistem teknologi pendidikan.
2.                  Memberikan pandangan yang luas tentang teknologi.
3.                  Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari sistem teknologi pendidikan.
4.                  Menjadikan reverensi mengenai sistem teknologi pendidikan.





BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Teknologi Pendidikan
          Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian dari teknologi. Kata teknologi sering kali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Yp Simon (1983) teknologi adalah “suatu disiplin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah”. An menjelaskan teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, tetapi lebih banyak penggunaan unsur berfikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah”. Paul Saetiles (1968) menjelaskan teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia”.
 Pengertian teknologi pendidikan di abad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad sembilan belas ke bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku. Prof. Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd menjelaskan teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganilisis dan memecahkan masalah belajar manusia atau pendidikan”.
Mackenzie, dkk (1976) menjelaskan teknologi pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi masalah”.
Teknologi pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk, teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih kongkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP, dan sebagainya. Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirlah teknologi pendidikan dari adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan. Ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan pada sumber belajar (Sadiman, 1984). Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain atau dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989). Prinsip berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran, siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar siswa.
Teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Pengertian media diambil dari CISAER (2003). CISAER mendefinisikan media dalam pembelajaran sebagai pesan yang didistribusikan melalui teknologi, terutama teks dalam bahan ajar cetak dan dalam jaringan komputer, bunyi dalam audio-tape dan siaran radio, serta teks, suara dan/atau gambar pada telekonferensi. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet atau jaringan komputer. Petherbridge dan Chapmen (2007) melaporkan bahwa teknologi internet yang digunakan dalam pembelajaran tumbuh dari 4.000 satuan kredit semester pada tahun 2000 menjadi lebih dari 19.000 satuan kredit semester pada tahun 2005. Sedangkan penggunaan teknologi lainnya dalam pembelajaran, seperti siaran TV dan radio, DVD, video, relatif tetap setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena teknologi internet mampu menyampaikan pesan secara mutimedia, baik teks, suara, gambar diam, maupun gambar bergerak. Selain itu, teknologi internet memungkinkan penyampaian pesan secara langsung (synchronous) seperti siaran TV atau radio atau pe-nyampaian pesan secara tidak langsung (asynchronous) seperti video, kaset, dan buku. Dengan fleksibilitas yang dimiliki teknologi internet, tidak mengherankan bila perkembangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada penggunaan internet. Pada umumnya yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran adalah penggunaan intenet untuk pembelajaran. Oleh karena itu, dalam paparan ini akan lebih banyak dibahas mengenai penggunaan internet untuk pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran.
Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam hal rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar (Barbara, 1994). Teknologi dalam pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas sehingga teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai media untuk mendis-tribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Ase Suherlan (2000:48) mengemukakan bahwa pembelajaran teknologi pada hakikatnya merupakan komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik di antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan informasi. Prof. Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd menjelaskan teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia atau pendidikan. Mackenzie, dkk (1976) menjelaskan teknologi pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan. Jadi teknologi pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
1.      Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.
2.      Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran, strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis.
3.      Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif seta bertujuan.

B.   Macam-Macam Teknologi Pendidikan
Macam-macam teknologi pendidikan dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
Ada beberapa macam teknologi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.                  Teknologi yang pertama.
 Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.


2.                  Teknologi yang kedua.
 Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
3.                  Teknologi yang ketiga.
Kualitas pengetahuan mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa atau layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan atau sekolah.
4.                  Teknologi yang keempat.
Manajemen perubahan manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).

5.                  Teknologi yang kelima.
 Teknologi pembelajaran disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (komputer, multimedia, internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.
Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies (1972) ada tiga yaitu:
1.                  Teknologi pendidikan satu.
Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
2.                  Teknologi pendidikan dua.
Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrumen presentasi atau transmisi.
3.                  Teknologi pendidikan tiga.
Teknologi pendidikan tiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik. Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.

C. Manfaat Teknologi pendidikan dan kekurangannya
1.    Manfaat teknologi pendidikan
Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan:
a.       Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan.
b.      Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
c.       Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar: Untuk mengakses informasi yang diperlukan.
d.      Untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
e.       Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.
f.       Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
g.      Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota sosial.
h.      Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar.
i.        Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yang mereka ketahui.
j.        Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan atau sekolah.
k.      Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
l.        Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.
2.              Kekurangan Teknologi Pendidikan
a.       Pihak guru yang tidak bisa mengoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggalkan oleh siswa.
b.      Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
c.       Teknologi pendidikan baik itu hardware maupun soffware membutuhkan biaya yang mahal.
d.      Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan.
e.       Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk Hardware memerlukan kontrol yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software.
f.       Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.

D.    Hubungan Teknologi Pendidikan dan Innovative School.
Inovasi pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan pendidikan.
Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut Ashby 1967 ada empat:
1.      Ketika masyarakat atau orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2.      Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan.
3.      Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4.      Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ). Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan pendidikan atau sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, dan manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.



















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Arti pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1.      Teknologi pendidikan adalah proses yang komplek yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/pendidikan.
2.      Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam usaha menuju “Innovative School “ atau perubahan sekolah karena dalam teknologi pendidikan tidak hanya unsur elektronik saja yang ada tapi SDM yang berkualitas atau mampu berpikir, mendesain sistem, dan punya ilmu pengetahuan untuk melakukan manajemen perubahan serta melakukan teknologi pembelajaran.
3.      Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan. Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
4.      Teknologi Pendidikan dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan.
5.      Innovative School perlu dilaksanakan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan tuntutan masyarakat.


B. Saran dan Kritik
1.    Hendaknya sekolah mempersiapkan sarana prasarana untuk kebutuhan tekonologi pendidikan.
2.    Hendaknya sekolah menyiapkan SDM yang siap menerapkan teknologi pendidikan untuk perubahan sekolah (Innovative School ).
3.    Hendaknya pemerintah sering mengadakan pelatihan seperti Jardiknas atau Diklat Komputer.
4.    Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global.
5.    Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran










DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin Andi. 2007. Penggunaan Metode E-Learning Dalam Proses Belajar ngajar di Sekolah pada Mata Pelajaran TIK Tingkat SMP. Majalengka: Jawa Barat
Davil H. Jonassen. 2005. Tekonologi Pembelajaran dengan suatu pendekatan Perspektif (Construktif). Nw Jersey, Columbus ohio: Pennsylvonia state University.
Ivor K. Davis. 1976.  Teknologi Pendidikan “ contoh yang sempurna Paradigma dan model. London: Prof. Nyoman S. Degeng.
Prof. Sutomo & Sugito M.Pd. 2005. Kapita Selekta & Problematika Teknologi pendidikan. Surabaya: UNIPA.
Yusufha, Pustekkom (Indonesia), United States. Agency for International Development. 1984. Teknologi komunikasi pendidikan: pengertian dan penerapannya di Indonesia. University of California. Jakarta: Rajawali
(diakses pada 22 Desember 2012, pukul 19.27 WIB)
http://imam513.blogspot.com/2011/11/macam-macam-teknologi-pendidikan.html/ (diakses pada 22 Desember 2012, pukul 20.04 WIB)