Selasa, 24 Desember 2013

Hasil Observasi di Panti Asuhan


LAPORAN HASIL OBSERVASI DI PANTI ASUHAN
YATIM PIATU & DHU’AFA
MUSTIKA TAMA
 













PENYUSUN :
AGUS TAUFIK HIDAYAT (13144600030)
A1-13
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………. 3
BAB III PROFIL PANTI ASUHAN YATIM PIATU & DHU’AFA
MUSTIKA TAMA …………………………………………………….16
BAB IV HASIL OBSERVASI ……………………………………….18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 21
BAB VI PENUTUP ………………………………………………….. 22
BAB VII DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. 23



           













KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat melaksanakan observasi dan kunjungan ke panti asuhan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu pengurus panti asuhan yang telah memberi ijin dan informasi yang saya butuhkan untuk penulisan laporan ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Enik Nur Kholidah, S.Pd, M.A selaku dosen mata kuliah Psikologi Anak yang telah membimbing saya dalam melakukan kunjungan dan pembuatan laporan ini.

Yogyakarta, 28 Desember 2013
           

                                                                        Agus Taufik Hidayat



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah
            Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, yang perlu kita didik dan kembangkan. Diantara mereka memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada yang hidup berkecukupan dengan orang tua yang lengkap, tapi ada pula yang tidak. Perhatian kita bukan hanya pada anak-anak yang hidup yang serba kecukupan, melainkan juga pada anak yatim yang merupakan benih-benih penerus yang perlu dukungan baik dari segi materi maupun dari segi motivasi secara psikologis.
Anak yatim mengalami kehilangan salah satu dari kedua orang tuanya diusia yang masih membutuhkan kasih sayang mereka berdua. Bila kita bayangkan, orang dewasa saja jika kehilangan orang tuanya akan ada pengaruh psikologis dalam hidupnya. Apalagi jika itu terjadi pada usia anak-anak. Anak yatim sangat membutuhkan perhatian dan uluran tangan serta pertolongan untuk membantunya menghadapi tantangan hidup. Islam sebagai agama rahmatan lil a’lamin telah menjadi pembela dalam memberikan perhatian, pengurusan dan pengayoman kepada mereka. Hal itu tiada lain hanyalah demi dan untuk kemaslahatan mereka.
Yatim bukan suatu pilihan tetapi itu suatu takdir yang tidak bisa dielakan. Masih banyak anak-anak yatim yang terlantar di jalanan dan bukan disitu seharusnya mereka berada. Akibat dari kurang perhatianya dari keluarga, masyarakat dan pemerintah yang pada akhirnya mereka berada disana. Mereka seharusnya mendapatkan hak-haknya, mereka sama-sama manusia yang butuh pertolongan.
Mudah-mudahan kita semua dapat memahami keberadaan mereka dan pada akhirnya kita dapat ikut berperan serta membimbing, menyantuni dan memberikan apa yang menjadi hak-hak mereka karena menyantuni anak yatim merupakan amalan yang sangat baik dan jalan untuk melunakan hati serta mencapai hajat.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui keadaan anak-anak yatim di masyarakat.
2.      Memahami lebih mendalam kehidupan anak yatim di keluarga dan suatu badan yang dikelola masyarakat (panti yatim).
3.      Mengetahui pola pembinaan anak yatim di panti yatim.
4.      Melaksanakan salah satu tugas utama mata kuliah Psikologi Anak
1.3. Manfaat Observasi
Sekiranya banyak hal yang dapat kita petik dari observasi yang kita lakukan dan begitu besar manfaat baik bagi anak yatim itu sendiri terutama bagi kita semua, yaitu
Pertama, kita belajar bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita.
Kedua, untuk lebih mengetahui bagaimana keadaan anak yatim di sekeliling kita, baik yang hidup bersama keluarganya maupun yang hidup di sebuah yayasan panti asuhan yang masih minim kasih sayang dari pihak keluarganya.
Ketiga, mencoba memahami kehidupan mereka dari segi ekonomi, pendidikan, asupan gizi serta hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut terutama tekanan psikologis yang mungkin sangat sulit dan butuh waktu yang lama.
Keempat, memahami kesabaran para pembimbing di dalam panti asuhan untuk terus memotivasi dan mendidik mereka kearah yang lebih baik. Sehingga mereka menjadi generasi penerus bangsa yang mulia.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Mengenal Perkembangan Bayi
Perkembangan bayi mencakup kemampuan perseptual, motorik (gerakan tubuh), kognitif, dan keterampilan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam. Maka tidak perlu kaku dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang dibakukan sebagai tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas bayi normal sudah mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.
Jangan cepat cemas dulu apabila perkembangan bayi kita tidak persis sesuai standar baku sepanjang masih dalam batas-batas normal. Apabila terjadi kelambanan perkembangan yang ekstrem, perlu mendapat perhatian setiap orangtua.
Bayi anda berkembang sepanjang waktu, dari hari ke hari, bulan demi bulan, semuanya berkembang dengan menabjubkan. Tidak ada patokan khusus untuk mengukur tumbuh kembangnya, akan tetapi dapat kita lihat petunjuk secara umum dari beberapa bayi, walaupun masing-masing bayi perkembangannya berbeda satu dengan yang lain.
Berikut perkembangannya:
1.      Usia lahir hingga 1 bulan (0-1 Bulan)
       Mata belum bisa fokus, tapi sudah belajar mengenali wajah dalam jarak dekat
       Dapat menirukan anda dalam hal menjulurkan lidah atau membuka mulut
       Secara insting akan menuju kearah susu anda dan membuka mulutnya
       Memejamkan mata atau berkedip saat ada cahaya yang kuat dan akan menutup matanya bila terlalu banyak rangsangan cahaya yang masuk
       Dalam periode 24 jam tidur 16 hingga 17 jam
       Biasanya membutuhkan perawatan setiap 2 jam, tidak terlepas dari susu ibu atau susu formula dalam jangka waktu 3 atau 4 jam
       Menangis berarti membutuhkan sesuatu (makanan, ganti popok, ketenangan atau belaian)
2.      Usia 1 bulan
       Penglihatan cukup jelas dalam jarak 8 hingga 12 inchi, akan memandang wajah ibu saat disusui
       Gerakan, dalam hal menggenggam dan mengayun masih bersifat refleks
       Masih tidur lebih dari setengah hari, tapi pelan-pelan mulai lebih banyak tidur malam hari daripada di siang hari
       Senyuman pertama mungkin akan muncul di usia ini
       Menangis lebih banyak terjadi saat usia 6 minggu (hampir 3 jam sehari lebih sering lagi kalau ia kolik)
3.      Usia 2 bulan
       Mulai mengenali wajah-wajah yang berbeda
       Dapat memegang benda dalam beberapa detik sebelum benda ittu terlepas
       Sudah mampu menoleh bila ada suara yang dating dari arah kiri atau kanan
       Masih perlu tiga atau empat kali tidur siang, dan terbangun pada malam hari untuk minum susu atau makan
       Dalam hal minum susu mungkin bervariasi dari 6 hingga 10 kali sehari
       Kadang menghentikan tangisnya sambil berharap anda menghampirinya dan memberi perhatian
4.      Usia 3 bulan
       Gampang dan spontan dalam tersenyum
       Dapat memegang benda dan mengayunkannya
       Menjadi sangat asyik dengan tangan dan jari-jarinya
       Akan mengikuti gerak dan arah gerakan benda
       Ketika tengkurap, sudah dapat mengangkat kepalanya dan bersandar pada bahunya
       Menangis sebagai cara untuk mengkomunikasikan sekaligus menandakan kebosanan atau sedang butuh perhatian
5.      Usia 4 bulan
       Dapat melihat ke penjuru ruangan
       Dapat berguling dengan tanpa bantuan
       Memukul-mukul air dan menendang-nendang untuk kesenangan saat sedang dimandikan
       Dapat mulai menahan kepala secara tegak
       Mulai bereksperimen dengan mengoceh
       Bisa mendengarkan musik
       Mulai tumbuh gigi
6.      Usia 5 bulan
       Mengenali anggota-anggota keluarga dengan baik
       Akan mencondongkan dada untuk mengambil benda yang jatuh
       Mulai memegang benda, menggoyang-goyangkannya dan sering mengeksplorasinya dengan mulut
       Dapat melihat keseluruh ruangan
       Dapat menahan kepala secara tegak
7.      Usia 6 bulan
       Mungkin sudah mampu duduk bila dibantu
       Dapat memutar tubuh dan menengokkan kepala
       Bila belum mulai makan makanan padat, mulai saat ini bisa dimulai
       Emosi secara keseluruhan akan muncul saat ini, mulai dari senang, sayang, dan peka terhadap humor hingga tidak sabar, takut dan tidak percaya.
       Kemungkinan bisa menambahkan beberapa konsonan pada saat mengoceh
       Bayi mungkin bisa tidur sepanjang malam dimana membuatnya bisa tidak makan atau minum selama 6 hingga 7 jam
       Ketika marah sudah bisa menenangkan diri
8.      Usia 7 bulan
       Memulai beberapa bentuk awal merangkak
       Memulai dapat mengangkat tubuh untuk menuju kearah posisi berdiri
       Gigi sudah mulai terbentuk dan tumbuh disebagian formasi
       Dapat mengenali nama sendiri dalam rangkaian kata-kata yang kita ucapkan
       Senang sekali pada situasi social dan kegirangan dengan ditandai melonjak-lonjak saat tahu saatnya untuk bermain
9.      Usia 8 bulan
       Merangkak maju atau mundur, kadang sambil berpegangan pada suatu benda
       Kemungkinan sudah dapat berdiri sambil bertopang pada sesuatu
       Sedikit motorik skill juga sudah berkembang seperti mengambil benda kecil dengan cara menggenggam menggunakan ibu jari dan jari lainnya
       Dapat mengingatkan kejadian yang baru lewat
       Mengerti bahwa mainan tidak hilang ketika disembunyikan, paham bahwa benda itu ada disuatu tempat tapi tidak harus tampak
       Menangis karena tidak sabar
10.  Usia 9 bulan
       Belajar bertepuk tangan
       Belajar merembet atau mendaki sesuatu
       Memahami beberapa kata-kata, walaupun tidak bisa mengucapkannya
       Memahami ketinggian bahkan kadang takut dengan hal itu
       Ingin bermain didekat anda tetapi dalam prosesnya dia ingin mengeksplorasi sendiri mainannya tersebut secara independent
       Tidur siang mungkin turun hingga hanya dua kali sehari
11.  Usia 10 bulan
       Mampu berjalan bila anda memegang kedua tangannya
       Duduk dari posisi berdiri
       Kadang bergoyang atau melonjak-lonjak ketika mendengarkan musik
       Menjadikan semua peralatan rumah tangga sebagai mainan
       Takut terhadap tempat-tempat yang aneh
       Mulai bagus ketika mengantisipasi kejadian, ketika lemari es dibuka ia mengharap adanya makanan, ketika anda mengambil dompet bayi anda mungkin berharap anda akan mengajaknya keluar

12.  Usia 11 bulan
       Merambat sepanjang furniture rumah tanpa bimbingan anda
       Bisa berjinjit mengangkat tubuh diatas jari-jari kaki
       Meloncat dan membungkuk
       Memahami bahwa benda yang kecil dapat masuk ketempat yang lebih besar
       Bisa membuat suara-suara yang lebih berarti, termasuk menirukan irama
       Memahami kata jangan tetapi belum dapat meletakkannya dalam konteks yang berbeda
13.  Usia 12 bulan
       Segera akan berdiri dan berjalan sesaat sebelum ulang tahunnya yang pertama
       Akan menirukan tindakan-tindakan seperti berbicara di telepon, menyapu lantai, mendorong trolly belanja, memberi makanan bayi dan sebagainya
       Memahami lebih banyak kata-kata yang kita ucapkan
       Kemungkinan menunjukkan secara sementara prefensi kearah salah satu orang tertentu
       Kadang menolak waktu untuk tidur baik sing ataupun malam
       Menunjukkan kasih sayang dalam bentuk tersenyum, memeluk, mencium atau tepukan dipunggung.
B.     Perkembangan Anak-anak
Perkembangan kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang disebut dengan masa anak kecil atau juga dengan masa menjelang sekolah, sebab masa-masa ini saat-saat anak senang mempersiapkan diri untuk bersekolah. Demikian pula masa ini ada yang menyebut dengan masa estetis, dikarenakan anak mulai mengenal dunia sekitarnya terasa indah.
Pada pembahasan ini akan dijelaskan antara lain:
1.    Perkembangan Fisik 
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2.    Perkembangan Motorik 
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar  maupun halus) selama periode ini, antara lain:
a)       Anak Usia 5 Tahun 
Mampu melompat dan menari
Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
Dapat menghitung jari – jarinya
Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
Mampu membedakan besar dan kecil
b)      Anak Usia 6 Tahun 
Ketangkasan meningkat
Melompat tali
Bermain sepeda
Mengetahui kanan dan kiri
Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c)      Anak Usia 7 Tahun 
Mulai membaca dengan lancar
Cemas terhadap kegagalan
Peningkatan minat pada bidang spiritual
Kadang Malu atau sedih
d)     Anak Usia 8 – 9 Tahun 
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
Ketrampilan lebih individual
Ingin terlibat dalam sesuatu
Menyukai kelompok dan mode
Mencari teman secara aktif.
e)      Anak Usia 10 – 12 Tahun 
Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh  yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak
Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
·         Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3.    Perkembangan Kognitif 
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi–operasi, yaitu :
a)         Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b)        Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c)         Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
1)        Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu :
1.         Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
2.         Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
3.         Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
4.         Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.
2)        Perkembangan Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.
3)        Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
4)        Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
4.    Perkembangan Psikosial 
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan  yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a.     Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.
b.    Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c.    Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
C.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
            Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
  1. Faktor Genetik
  1. Faktor Lingkungan
  1. Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
  1.  Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
  1. Faktor Lingkungan Pranatal

  1. Gizi ibu pada waktu hamil
  1. Mekanis
  1. Toksin/zat kimia
  1. Endokrin
  1. Radiasi
  1. Infeksi
  1. Stres
  1. Imunit


Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir  proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan  susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati





















BAB III
PROFIL PANTI ASUHAN YATIM PIATU & DHU’AFA MUSTIKA TAMA

Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhu’afa didirikan pada tanggal 19 Juli 2010 dengan:

            Akta Notaris No. 06 Tanggal 19 Juli 2010 Pengesahan SK Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. No. : AHU-3422, AH.01.04 Tanggal 16 Agustus 2010 NPWP : 31.217.251.3543.000. Bank BRI Unit Kasihan Bantul No. Rekening : 6640-01-017805-53-8 a/n Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu & Dhu’afa Mustika Tama

Menempati rumah sewa kontrakan di Jogonalan Lor Rt. 01, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta selama : 2 tahun 6 bulan dari tanggal 02 Agustus 2010 sampai dengan 03 Pebruari 2013 senilai Rp. 12.500.000

I.                   Susunan pengurus ada sejumlah 48 orang dengan rincian sebagai berikut :
1.      Pendiri                                                       = 11
2.      Pembina                                                    = 3
3.      Pengawas                                                  = 2
4.      Ketua                                                        = 2
5.      Sekretaris                                                  = 2
6.      Bendahara                                                 = 3
7.      Seksi-seksi :
a.       Penerima tamu                              = 4
b.      Usaha                                            = 5
c.       Humas & dokumentasi                 = 3
d.      Kesehatan                                     = 4
e.       Kesejahteraan                                = 3
f.       Penataan gizi                                 = 1
g.      Kepala Pengasuh   `                       = 2
h.      Keamanan & lingkungan              = 3
Jumlah             = 48 orang



                                                           
II.                Anak yang diasuh dalam panti ada 13 anak :
1.      Bayu Caesar Saputra, Sleman, 17-06-2010
2.      M. Rifki Romadhon, Yogyakarta, 19-08-2010
3.      Cakka Mandala, Klaten, 21-04-2009
4.      Mayian Kartika, Sleman, 03-05-2011
5.      Devina Sapa Ayu F., Prambanan, 11-12-2009
6.      Selvi Anggreni, Prambanan, 10-11-2011
7.      Tiara Desinta Putri, Yogyakarta, 12-12-2008
8.      Baja Dewangga, Klaten, 21-04-2008
9.      Keana Marcel, Yogyakarta, 29-05-2011
10.   Mediana Dwi L, Sleman, 21-05-2012
11.  Tuti Anjani, Yogyakarta, 29-10-2011
12.  M.Yohan Mahendra, Karang ayar, 21-06-2013
13.  Nada aulia Sahara, Yogyakarta, 25-06-2013
Dengan tiga pengasuh

III.             Kaum Dhu’afa ada 47 orang
Terdiri dari      Pria                  = 18 orang
                        Wanita             = 29 orang
                        Jumlah             = 47 orang
Jumlah tersebut diatas bermukim disekitar lingkungan panti.

IV.             Pada tanggal 1 Pebruari 2013 hari jum’at Legi panti pindah tempat dari Jogonalan Lor Rt. 01 ke Cemplung, Padokan, Kidul, Tirtonirmolo, kasihan, Bantul menempati tanah seluas ± 440  atas wakaf Ibu Sumiyati Menayu Lor, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul seluas ± 220    dan yang ± 220    beli / nasuki, @ Rp. 250.000 /  per tanggal 15-12-2011. Pembangunan dimulai tanggal 15-06-2012 dengan ukuran L= 8 M, P= 12 M dan selesai ± 35 %. Menelan biaya sebesar Rp. 167.763.861 dana diperoleh dari kepedulian masyarakat, swasta dan pengurus.




                                                                                                                                   


BAB IV
HASIL OBSERVASI
Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat dan Waktu Kunjungan Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Mustika Tama, pada hari Jum’at, 20 Desember 2013. Berlangsung dari pukul 09.00 sampai 11.30 WIB.
2. Hasil Kunjungan Berdasarkan pengamatan, dapat saya laporkan perihal berikut.
a. Keadaan Panti Asuhan
Panti asuhan ini terletak di Dusun Cemplung, Padokan Kidul, Tirtomolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55181. Letaknya cukup terpencil tetapi sudah banyak dermawan atau donatur yang berkunjung ke sana. Kondisi lingkungan panti cukup bersih tidak banyak sampah yang berserakan. Pada gedung terlihat masih dalam proses pembangunan, di bagian depan sedang dalam pembuatan parkiran, sedangkan gedung sudah digunakan sejak tanggal 1 Februari 2013 menempati tanah seluas ± 440 M² atas wakaf Ibu Sumiyati seluas ± 220 M² dan yang ± 220 M² beli @ Rp. 250.000,00/M² per tanggal 15 Desember 2011. Pembangunan dimulai tanggal 15 Juni 2012 dengan ukuran L = 8 M, P = 12 M, dan selesai ± 35%. Menghabiskan biaya sebesar Rp. 167.763.861,00 dana diperoleh dari kepedulian masyarakat, swasta, dan pengurus. Sebelum pindah ke gedung yang baru, menempati rumah sewa kontrakan di Jogonalan Lor RT 01, Tirtomolo, Kasihan Bantul, Yogyakarta selama 2 tahun 6 bulan dari tanggal 02 Agustus 2010 sampai dengan 03 Februari 2013 senilai Rp. 12.500.000,00.
b.    Keadaan Anak di Panti Asuhan
 Di dalam panti tinggal 14 anak yang berumur antara 1 bulan sampai 5 tahun, selain itu juga ada 3 pengasuh yang tinggal disana. Sedangkan jumlah kaum Dhu’afa ada 47 orang, terdiri dari 18 orang pria dan 29 orang wanita. Untuk kaum Dhu’afa tidak tinggal di panti asuhan tetapi tinggal di sekitar panti asuhan. Kedatangan kami diterima dengan hangat oleh pemimpin panti, Bapak H. Soeyoto Alhidayat, BBA. Sesudah kami duduk, beliau menjelaskan “asal usul” anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Kebanyakan mereka dari kecil sudah ditinggal meninggal dunia orang tuanya ada juga dari mereka tidak dikehendaki oleh orang tuanya.

c.    Panti asuhan buka dan jam kunjung Mustika Tama
a.    Senin- Kamis dari jam 8.00-16.30 WIB,
b.    Jum’at pukul 08.00-11.30 WIB,
c.    Sabtu 08.00-14.30 WIB
d.    Istirahat pukul 11.30-12.30 WIB

d.    Sambutan Ketua Panti Asuhan
Kedatangan kami Mahasiswa A1 Psikologi Anak PGSD 2013 UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA diterima dengan baik serta dengan tangan terbuka oleh pemimpin Panti Asuhan Mustika Tama,beliau Bapak H. Soeyoto Alhidayat, BBA. kepada kami memberikan sambutan hangat dan sangat ramah kepada kami  serta tak lupa Pak Soeyoto menekankan bahwa para pengunjung tidak harus membawa bingkisan untuk anak-anak, karena memberi perhatian saja untuk mereka sudah lebih dari cukup. Perhatian ini bisa diberikan dengan cara membelai, menggendong maupun bermain-main bersama mereka. Lalu setelah itu bapak Soeyoto menjelaskan “asal-usul” anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Kebanyakan mereka dari kecil sudah ditinggal meninggal dunia orang tuanya ada juga dari mereka tidak dikehendaki oleh orang tuanya, sehingga anak tersebut dititipkan di Panti Asuhan Mustika Tama. Sambil mendengar penjelasan dari beliau bapak Soeyoto kamipun bermain juga dengan anak-anak Panti Asuhan Mustika Tama, mereka terlihat ceria dan merasa terbuka dengan kedatangan kami. Selama kurang lebih 2 jam kami berada di Panti Asuhan Mustika Tama kami melakukan observasi dan pengamatan juga dalam kegiatan anak-anak dalam Panti Asuhan Mustika Tama.Pada kesempatan ini, selain memberikan perhatian untuk anak-anak tersebut, kami juga memberikan bantuan materil berupa mainan dan buku bacaan untuk anak-anak. Kemudian kami bermain dan bernyanyi bersama dengan anak-anak yang berumur 0-5 tahun sampai siang hari. Keadaan anak cukup memprihatinkan mereka semua sedang membutuhkan biaya untuk kelangsungan pendidikan mereka dan ditambah untuk kelangsungan biaya hidup yang tidak murah.



















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.:
1. Kondisi panti asuhan masih dalam proses perbaikan agar lebih nyaman digunakan.
2. Kebersihan panti sudah terjaga dengan baik oleh anak-anak maupun pengurus.
 3. Letaknya cukup terpencil tetapi sudah banyak donatur dan dermawan yang datang.
4. Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur balig.
5. Anak-anak yatim mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam agama Islam. Ancaman neraka bagi mereka yang memperlakukan anak yatim dengan buruk dan balasan surga bagi mereka yang memperlakukan anak yatim dengan baik
Oleh karena itu, saya menyarankan perlu adanya kerjasama antara pengurus dan masyarakat sekitar agar panti asuhan tidak terlalu kesulitan dalam mencari dana hal tersebut guna mendukung terpenuhinya kebutuhan pendidikan maupun kebutuhan hidup anak-anak. Salah satu caranya dengan menyediakan kotak amal di toko, mendidik anak yang sudah beranjak dewasa dengan memberikan keterampilan hidup.








BAB VI
PENUTUP
Demikian laporan kunjungan ke panti asuhan. Semoga laporan ini dapat bermanaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Atas tanggapan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.




















BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat PAUD
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Markum.  A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991

[1] Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
[3] Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
[4] Markum.  A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar