LAPORAN HASIL OBSERVASI DI PANTI ASUHAN
YATIM PIATU & DHU’AFA
MUSTIKA TAMA
PENYUSUN
:
AGUS
TAUFIK HIDAYAT (13144600030)
A1-13
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………. 3
BAB
III PROFIL PANTI ASUHAN YATIM PIATU & DHU’AFA
MUSTIKA
TAMA …………………………………………………….16
BAB
IV HASIL OBSERVASI ……………………………………….18
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 21
BAB
VI PENUTUP ………………………………………………….. 22
BAB
VII DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. 23
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat melaksanakan
observasi dan kunjungan ke panti asuhan. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu pengurus panti asuhan yang telah memberi ijin dan informasi
yang saya butuhkan untuk penulisan laporan ini. Tak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada Ibu Hj. Enik Nur Kholidah, S.Pd, M.A selaku dosen mata kuliah
Psikologi Anak yang telah membimbing saya dalam melakukan kunjungan dan
pembuatan laporan ini.
Yogyakarta,
28 Desember 2013
Agus
Taufik Hidayat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, yang perlu kita didik dan
kembangkan. Diantara mereka memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada yang hidup
berkecukupan dengan orang tua yang lengkap, tapi ada pula yang tidak. Perhatian
kita bukan hanya pada anak-anak yang hidup yang serba kecukupan, melainkan juga
pada anak yatim yang merupakan benih-benih penerus yang perlu dukungan baik
dari segi materi maupun dari segi motivasi secara psikologis.
Anak yatim
mengalami kehilangan salah satu dari kedua orang tuanya diusia yang masih
membutuhkan kasih sayang mereka berdua. Bila kita bayangkan, orang dewasa saja
jika kehilangan orang tuanya akan ada pengaruh psikologis dalam hidupnya.
Apalagi jika itu terjadi pada usia anak-anak. Anak yatim sangat membutuhkan
perhatian dan uluran tangan serta pertolongan untuk membantunya menghadapi
tantangan hidup. Islam sebagai agama rahmatan lil a’lamin telah menjadi pembela
dalam memberikan perhatian, pengurusan dan pengayoman kepada mereka. Hal itu
tiada lain hanyalah demi dan untuk kemaslahatan mereka.
Yatim bukan
suatu pilihan tetapi itu suatu takdir yang tidak bisa dielakan. Masih banyak
anak-anak yatim yang terlantar di jalanan dan bukan disitu seharusnya mereka
berada. Akibat dari kurang perhatianya dari keluarga, masyarakat dan pemerintah
yang pada akhirnya mereka berada disana. Mereka seharusnya mendapatkan
hak-haknya, mereka sama-sama manusia yang butuh pertolongan.
Mudah-mudahan
kita semua dapat memahami keberadaan mereka dan pada akhirnya kita dapat ikut berperan
serta membimbing, menyantuni dan memberikan apa yang menjadi hak-hak mereka
karena menyantuni anak yatim merupakan amalan yang sangat baik dan jalan untuk
melunakan hati serta mencapai hajat.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui keadaan anak-anak yatim di masyarakat.
2.
Memahami lebih mendalam kehidupan anak yatim di keluarga dan suatu badan yang
dikelola masyarakat (panti yatim).
3.
Mengetahui pola pembinaan anak yatim di panti yatim.
4.
Melaksanakan salah satu tugas utama mata kuliah Psikologi Anak
1.3. Manfaat Observasi
Sekiranya
banyak hal yang dapat kita petik dari observasi yang kita lakukan dan begitu
besar manfaat baik bagi anak yatim itu sendiri terutama bagi kita semua, yaitu
Pertama, kita
belajar bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita.
Kedua, untuk
lebih mengetahui bagaimana keadaan anak yatim di sekeliling kita, baik yang
hidup bersama keluarganya maupun yang hidup di sebuah yayasan panti asuhan yang
masih minim kasih sayang dari pihak keluarganya.
Ketiga, mencoba
memahami kehidupan mereka dari segi ekonomi, pendidikan, asupan gizi serta
hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut terutama tekanan
psikologis yang mungkin sangat sulit dan butuh waktu yang lama.
Keempat,
memahami kesabaran para pembimbing di dalam panti asuhan untuk terus memotivasi
dan mendidik mereka kearah yang lebih baik. Sehingga mereka menjadi generasi
penerus bangsa yang mulia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Mengenal Perkembangan Bayi
Perkembangan bayi mencakup kemampuan perseptual,
motorik (gerakan tubuh), kognitif, dan keterampilan sosial. Pertumbuhan dan
perkembangan setiap bayi tentu tidak selalu seragam. Maka tidak perlu kaku
dalam menilai kemajuan perkembangan bayi. Standar yang dibakukan sebagai
tahapan perkembangan merupakan bahasa statistik. Mayoritas bayi normal sudah
mencapai tahapan perkembangannya sejalan dengan umurnya.
Jangan cepat cemas dulu apabila perkembangan bayi kita
tidak persis sesuai standar baku sepanjang masih dalam batas-batas normal.
Apabila terjadi kelambanan perkembangan yang ekstrem, perlu mendapat perhatian
setiap orangtua.
Bayi anda berkembang sepanjang waktu, dari hari ke
hari, bulan demi bulan, semuanya berkembang dengan menabjubkan. Tidak ada
patokan khusus untuk mengukur tumbuh kembangnya, akan tetapi dapat kita lihat
petunjuk secara umum dari beberapa bayi, walaupun masing-masing bayi
perkembangannya berbeda satu dengan yang lain.
Berikut perkembangannya:
1. Usia lahir hingga 1
bulan (0-1 Bulan)
Mata belum
bisa fokus, tapi sudah belajar mengenali wajah dalam jarak dekat
Dapat
menirukan anda dalam hal menjulurkan lidah atau membuka mulut
Secara
insting akan menuju kearah susu anda dan membuka mulutnya
Memejamkan
mata atau berkedip saat ada cahaya yang kuat dan akan menutup matanya bila
terlalu banyak rangsangan cahaya yang masuk
Dalam
periode 24 jam tidur 16 hingga 17 jam
Biasanya
membutuhkan perawatan setiap 2 jam, tidak terlepas dari susu ibu atau susu
formula dalam jangka waktu 3 atau 4 jam
2. Usia 1 bulan
Penglihatan
cukup jelas dalam jarak 8 hingga 12 inchi, akan memandang wajah ibu saat
disusui
Gerakan,
dalam hal menggenggam dan mengayun masih bersifat refleks
Masih tidur
lebih dari setengah hari, tapi pelan-pelan mulai lebih banyak tidur malam hari
daripada di siang hari
Senyuman
pertama mungkin akan muncul di usia ini
Menangis
lebih banyak terjadi saat usia 6 minggu (hampir 3 jam sehari lebih sering lagi
kalau ia kolik)
3. Usia 2 bulan
Mulai
mengenali wajah-wajah yang berbeda
Dapat
memegang benda dalam beberapa detik sebelum benda ittu terlepas
Sudah mampu
menoleh bila ada suara yang dating dari arah kiri atau kanan
Masih perlu
tiga atau empat kali tidur siang, dan terbangun pada malam hari untuk minum
susu atau makan
Dalam hal
minum susu mungkin bervariasi dari 6 hingga 10 kali sehari
Kadang
menghentikan tangisnya sambil berharap anda menghampirinya dan memberi
perhatian
4. Usia 3 bulan
Gampang dan
spontan dalam tersenyum
Dapat
memegang benda dan mengayunkannya
Menjadi
sangat asyik dengan tangan dan jari-jarinya
Akan
mengikuti gerak dan arah gerakan benda
Menangis
sebagai cara untuk mengkomunikasikan sekaligus menandakan kebosanan atau sedang
butuh perhatian
5. Usia 4 bulan
Dapat
melihat ke penjuru ruangan
Dapat
berguling dengan tanpa bantuan
Memukul-mukul
air dan menendang-nendang untuk kesenangan saat sedang dimandikan
Dapat mulai
menahan kepala secara tegak
Mulai
bereksperimen dengan mengoceh
Bisa
mendengarkan musik
Mulai tumbuh
gigi
6.
Usia 5 bulan
Mengenali anggota-anggota
keluarga dengan baik
Akan
mencondongkan dada untuk mengambil benda yang jatuh
Mulai
memegang benda, menggoyang-goyangkannya dan sering mengeksplorasinya dengan
mulut
Dapat
melihat keseluruh ruangan
Dapat menahan
kepala secara tegak
7. Usia 6 bulan
Mungkin
sudah mampu duduk bila dibantu
Dapat
memutar tubuh dan menengokkan kepala
Bila belum
mulai makan makanan padat, mulai saat ini bisa dimulai
Emosi secara
keseluruhan akan muncul saat ini, mulai dari senang, sayang, dan peka terhadap
humor hingga tidak sabar, takut dan tidak percaya.
Kemungkinan
bisa menambahkan beberapa konsonan pada saat mengoceh
Bayi mungkin
bisa tidur sepanjang malam dimana membuatnya bisa tidak makan atau minum selama
6 hingga 7 jam
Ketika marah
sudah bisa menenangkan diri
8. Usia 7 bulan
Memulai
beberapa bentuk awal merangkak
Memulai
dapat mengangkat tubuh untuk menuju kearah posisi berdiri
Gigi sudah
mulai terbentuk dan tumbuh disebagian formasi
Dapat
mengenali nama sendiri dalam rangkaian kata-kata yang kita ucapkan
Senang
sekali pada situasi social dan kegirangan dengan ditandai melonjak-lonjak saat
tahu saatnya untuk bermain
9. Usia 8 bulan
Merangkak
maju atau mundur, kadang sambil berpegangan pada suatu benda
Kemungkinan
sudah dapat berdiri sambil bertopang pada sesuatu
Sedikit
motorik skill juga sudah berkembang seperti mengambil benda kecil dengan cara
menggenggam menggunakan ibu jari dan jari lainnya
Dapat
mengingatkan kejadian yang baru lewat
Mengerti
bahwa mainan tidak hilang ketika disembunyikan, paham bahwa benda itu ada
disuatu tempat tapi tidak harus tampak
Menangis
karena tidak sabar
10. Usia 9 bulan
Belajar
bertepuk tangan
Belajar
merembet atau mendaki sesuatu
Memahami
beberapa kata-kata, walaupun tidak bisa mengucapkannya
Memahami
ketinggian bahkan kadang takut dengan hal itu
Ingin
bermain didekat anda tetapi dalam prosesnya dia ingin mengeksplorasi sendiri
mainannya tersebut secara independent
Tidur siang
mungkin turun hingga hanya dua kali sehari
11. Usia 10 bulan
Mampu
berjalan bila anda memegang kedua tangannya
Duduk dari
posisi berdiri
Kadang
bergoyang atau melonjak-lonjak ketika mendengarkan musik
Menjadikan
semua peralatan rumah tangga sebagai mainan
Takut
terhadap tempat-tempat yang aneh
Mulai bagus
ketika mengantisipasi kejadian, ketika lemari es dibuka ia mengharap adanya
makanan, ketika anda mengambil dompet bayi anda mungkin berharap anda akan
mengajaknya keluar
12. Usia 11 bulan
Merambat
sepanjang furniture rumah tanpa bimbingan anda
Bisa
berjinjit mengangkat tubuh diatas jari-jari kaki
Meloncat dan
membungkuk
Memahami
bahwa benda yang kecil dapat masuk ketempat yang lebih besar
Bisa membuat
suara-suara yang lebih berarti, termasuk menirukan irama
Memahami
kata jangan tetapi belum dapat meletakkannya dalam konteks yang berbeda
13. Usia 12 bulan
Segera akan
berdiri dan berjalan sesaat sebelum ulang tahunnya yang pertama
Akan
menirukan tindakan-tindakan seperti berbicara di telepon, menyapu lantai,
mendorong trolly belanja, memberi makanan bayi dan sebagainya
Memahami
lebih banyak kata-kata yang kita ucapkan
Kemungkinan
menunjukkan secara sementara prefensi kearah salah satu orang tertentu
Kadang
menolak waktu untuk tidur baik sing ataupun malam
Menunjukkan
kasih sayang dalam bentuk tersenyum, memeluk, mencium atau
tepukan dipunggung.
B. Perkembangan Anak-anak
Perkembangan kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang
disebut dengan masa anak kecil atau juga dengan masa menjelang sekolah, sebab
masa-masa ini saat-saat anak senang mempersiapkan diri untuk bersekolah.
Demikian pula masa ini ada yang menyebut dengan masa estetis, dikarenakan anak
mulai mengenal dunia sekitarnya terasa indah.
Pada pembahasan ini akan dijelaskan antara lain:
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat
dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih
banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak
terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan
ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus
dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat
lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak
terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam
aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang,
dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun
halus) selama periode ini, antara lain:
a) Anak Usia 5
Tahun
o Mampu melompat dan menari
o Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan
dan badan
o Dapat menghitung jari – jarinya
o Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu
bercerita
o Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta
artinya
o Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
o Mampu membedakan besar dan kecil
b) Anak Usia 6
Tahun
o Ketangkasan meningkat
o Melompat tali
o Bermain sepeda
o Mengetahui kanan dan kiri
o Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
o Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c) Anak Usia 7
Tahun
o Mulai membaca dengan lancar
o Cemas terhadap kegagalan
o Peningkatan minat pada bidang spiritual
o Kadang Malu atau sedih
d) Anak Usia 8 – 9 Tahun
o Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
o Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
o Ketrampilan lebih individual
o Ingin terlibat dalam sesuatu
o Menyukai kelompok dan mode
o Mencari teman secara aktif.
e) Anak Usia 10 – 12
Tahun
o Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya
postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak
o Mampu melakukan aktivitas rumah tangga,
seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
o Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu
orang lain
·
Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal,
pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur –
angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat
imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak
sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada
pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak
– anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret
Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek –
objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya,
mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa
yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah
mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi–operasi, yaitu :
a)
Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami
hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan
yang lain.
b)
Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah
mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c)
Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda
yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula
untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut
ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang
memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri
bertindak secara nyata.
1)
Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek
anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak
terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan.
Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi
memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan
untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori
yang penting, yaitu :
1. Rehearsal (Pengulangan)
: Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali
informasi yang telah disampaikan.
2. Organization (Organisasi)
: Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan
memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut
susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
3. Imagery (Perbandingan)
: Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari
seseorang.
4. Retrieval
(Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari
tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu
memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal
lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk
sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak
sebelumnya.
2) Perkembangan
Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau
refleksi terhadap permasalahan secara mendalam,
mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu
saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir
secara reflektif dan evaluatif.
3)
Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
4)
Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus
berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah
kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata,
struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang
lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa
secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan
menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga
dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk
meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada
saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing
(kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia
kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses
sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan
lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi
bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah
apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai
melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a. Perkembangan Pemahaman
Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak
mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya
melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik
eksternal.
b. Perkembangan Hubungan dengan
Keluarga
Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan
dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke waktu
dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata
anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di
sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan
kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c. Perkembangan Hubungan dengan
Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang
banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk
berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok.
Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini karena anak
mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
C.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu :
- Faktor Genetik
- Faktor Lingkungan
- Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
- Faktor Lingkungan Pranatal
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis
- Toksin/zat kimia
- Endokrin
- Radiasi
- Infeksi
- Stres
- Imunit
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan
faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas
dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan
tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan
”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai
dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi
menjadi :
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati,
menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru
lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin
dalam uterus dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis
kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan
pada bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan
janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida
lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut
mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental,
cacat bawaan dan lain-lain.
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu
dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan
lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat
bawaan pada anaknya.
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak
janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH,
sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin
adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan
dan lain-lain.
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan
abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati
BAB
III
PROFIL
PANTI ASUHAN YATIM PIATU & DHU’AFA MUSTIKA TAMA
Panti
Asuhan Yatim Piatu & Dhu’afa didirikan pada tanggal 19 Juli 2010 dengan:
Akta Notaris No.
06 Tanggal 19 Juli 2010 Pengesahan SK Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. No. :
AHU-3422, AH.01.04 Tanggal 16 Agustus 2010 NPWP : 31.217.251.3543.000. Bank BRI
Unit Kasihan Bantul No. Rekening : 6640-01-017805-53-8 a/n Yayasan Panti Asuhan
Yatim Piatu & Dhu’afa Mustika Tama
Menempati rumah sewa
kontrakan di Jogonalan Lor Rt. 01, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
selama : 2 tahun 6 bulan dari tanggal 02 Agustus 2010 sampai dengan 03 Pebruari
2013 senilai Rp. 12.500.000
I.
Susunan pengurus ada sejumlah 48 orang
dengan rincian sebagai berikut :
1. Pendiri =
11
2. Pembina =
3
3. Pengawas =
2
4. Ketua =
2
5. Sekretaris =
2
6. Bendahara =
3
7. Seksi-seksi
:
a. Penerima
tamu = 4
b. Usaha = 5
c. Humas
& dokumentasi = 3
d. Kesehatan =
4
e. Kesejahteraan = 3
f. Penataan
gizi = 1
g. Kepala
Pengasuh ` = 2
h. Keamanan
& lingkungan = 3
Jumlah = 48 orang
II.
Anak yang diasuh dalam panti ada 13 anak
:
1. Bayu
Caesar Saputra, Sleman, 17-06-2010
2. M.
Rifki Romadhon, Yogyakarta, 19-08-2010
3. Cakka
Mandala, Klaten, 21-04-2009
4. Mayian
Kartika, Sleman, 03-05-2011
5. Devina
Sapa Ayu F., Prambanan, 11-12-2009
6. Selvi
Anggreni, Prambanan, 10-11-2011
7. Tiara
Desinta Putri, Yogyakarta, 12-12-2008
8. Baja
Dewangga, Klaten, 21-04-2008
9. Keana
Marcel, Yogyakarta, 29-05-2011
10. Mediana Dwi L, Sleman, 21-05-2012
11. Tuti
Anjani, Yogyakarta, 29-10-2011
12. M.Yohan
Mahendra, Karang ayar, 21-06-2013
13. Nada
aulia Sahara, Yogyakarta, 25-06-2013
Dengan
tiga pengasuh
III.
Kaum Dhu’afa ada 47 orang
Terdiri
dari Pria = 18 orang
Wanita =
29 orang
Jumlah = 47 orang
Jumlah
tersebut diatas bermukim disekitar lingkungan panti.
IV.
Pada tanggal 1 Pebruari 2013 hari jum’at
Legi panti pindah tempat dari Jogonalan Lor Rt. 01 ke Cemplung, Padokan, Kidul,
Tirtonirmolo, kasihan, Bantul menempati tanah seluas ± 440
atas wakaf Ibu Sumiyati Menayu Lor,
Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul seluas ± 220
dan yang ± 220
beli / nasuki, @ Rp. 250.000 /
per tanggal 15-12-2011. Pembangunan dimulai
tanggal 15-06-2012 dengan ukuran L= 8 M, P= 12 M dan selesai ± 35 %. Menelan
biaya sebesar Rp. 167.763.861 dana diperoleh dari kepedulian masyarakat, swasta
dan pengurus.
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat
dan Waktu Kunjungan Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Mustika
Tama, pada hari Jum’at, 20 Desember 2013. Berlangsung dari pukul 09.00 sampai
11.30 WIB.
2. Hasil
Kunjungan Berdasarkan pengamatan, dapat saya laporkan perihal berikut.
a. Keadaan
Panti Asuhan
Panti
asuhan ini terletak di Dusun Cemplung, Padokan Kidul, Tirtomolo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta 55181. Letaknya cukup terpencil tetapi sudah banyak dermawan
atau donatur yang berkunjung ke sana. Kondisi lingkungan panti cukup bersih
tidak banyak sampah yang berserakan. Pada gedung terlihat masih dalam proses
pembangunan, di bagian depan sedang dalam pembuatan parkiran, sedangkan gedung
sudah digunakan sejak tanggal 1 Februari 2013 menempati tanah seluas ± 440 M²
atas wakaf Ibu Sumiyati seluas ± 220 M² dan yang ± 220 M² beli @ Rp.
250.000,00/M² per tanggal 15 Desember 2011. Pembangunan dimulai tanggal 15 Juni
2012 dengan ukuran L = 8 M, P = 12 M, dan selesai ± 35%. Menghabiskan biaya
sebesar Rp. 167.763.861,00 dana diperoleh dari kepedulian masyarakat, swasta,
dan pengurus. Sebelum pindah ke gedung yang baru, menempati rumah sewa
kontrakan di Jogonalan Lor RT 01, Tirtomolo, Kasihan Bantul, Yogyakarta selama
2 tahun 6 bulan dari tanggal 02 Agustus 2010 sampai dengan 03 Februari 2013
senilai Rp. 12.500.000,00.
b.
Keadaan Anak di Panti Asuhan
Di dalam panti tinggal 14 anak yang berumur
antara 1 bulan sampai 5 tahun, selain itu juga ada 3 pengasuh yang tinggal
disana. Sedangkan jumlah kaum Dhu’afa ada 47 orang, terdiri dari 18 orang pria
dan 29 orang wanita. Untuk kaum Dhu’afa tidak tinggal di panti asuhan tetapi
tinggal di sekitar panti asuhan. Kedatangan kami diterima dengan hangat oleh
pemimpin panti, Bapak H. Soeyoto Alhidayat, BBA. Sesudah kami duduk, beliau
menjelaskan “asal usul” anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Kebanyakan
mereka dari kecil sudah ditinggal meninggal dunia orang tuanya ada juga dari
mereka tidak dikehendaki oleh orang tuanya.
c.
Panti asuhan buka dan jam kunjung Mustika Tama
a.
Senin- Kamis dari jam 8.00-16.30 WIB,
b.
Jum’at pukul 08.00-11.30 WIB,
c.
Sabtu 08.00-14.30 WIB
d.
Istirahat pukul 11.30-12.30 WIB
d.
Sambutan Ketua Panti Asuhan
Kedatangan
kami Mahasiswa A1 Psikologi Anak PGSD 2013 UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA diterima
dengan baik serta dengan tangan terbuka oleh pemimpin Panti Asuhan Mustika
Tama,beliau Bapak H. Soeyoto Alhidayat, BBA. kepada kami memberikan sambutan
hangat dan sangat ramah kepada kami
serta tak lupa Pak Soeyoto menekankan bahwa para pengunjung tidak
harus membawa bingkisan untuk anak-anak, karena memberi perhatian saja untuk
mereka sudah lebih dari cukup. Perhatian ini bisa diberikan dengan cara
membelai, menggendong maupun bermain-main bersama mereka. Lalu
setelah itu bapak Soeyoto menjelaskan “asal-usul” anak-anak yang tinggal di
panti asuhan. Kebanyakan mereka dari kecil sudah ditinggal meninggal dunia
orang tuanya ada juga dari mereka tidak dikehendaki oleh orang tuanya, sehingga
anak tersebut dititipkan di Panti Asuhan Mustika Tama. Sambil mendengar
penjelasan dari beliau bapak Soeyoto kamipun bermain juga dengan anak-anak
Panti Asuhan Mustika Tama, mereka terlihat ceria dan merasa terbuka dengan
kedatangan kami. Selama kurang lebih 2 jam kami berada di Panti Asuhan Mustika
Tama kami melakukan observasi dan pengamatan juga dalam kegiatan anak-anak
dalam Panti Asuhan Mustika Tama.Pada kesempatan ini, selain memberikan perhatian
untuk anak-anak tersebut, kami juga memberikan bantuan materil berupa mainan
dan buku bacaan untuk anak-anak. Kemudian kami bermain dan bernyanyi bersama
dengan anak-anak yang berumur 0-5 tahun sampai siang hari. Keadaan anak cukup
memprihatinkan mereka semua sedang membutuhkan biaya untuk kelangsungan
pendidikan mereka dan ditambah untuk kelangsungan biaya hidup yang tidak murah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.:
1. Kondisi
panti asuhan masih dalam proses perbaikan agar lebih nyaman digunakan.
2.
Kebersihan panti sudah terjaga dengan baik oleh anak-anak maupun pengurus.
3. Letaknya cukup terpencil tetapi sudah
banyak donatur dan dermawan yang datang.
4. Anak
yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur
balig.
5.
Anak-anak yatim mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam agama Islam. Ancaman
neraka bagi mereka yang memperlakukan anak yatim dengan buruk dan balasan surga
bagi mereka yang memperlakukan anak yatim dengan baik
Oleh
karena itu, saya menyarankan perlu adanya kerjasama antara pengurus dan
masyarakat sekitar agar panti asuhan tidak terlalu kesulitan dalam mencari dana
hal tersebut guna mendukung terpenuhinya kebutuhan pendidikan maupun kebutuhan
hidup anak-anak. Salah satu caranya dengan menyediakan kotak amal di toko,
mendidik anak yang sudah beranjak dewasa dengan memberikan keterampilan hidup.
BAB VI
PENUTUP
Demikian laporan kunjungan ke panti asuhan. Semoga
laporan ini dapat bermanaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan. Atas tanggapan yang diberikan, saya ucapkan terima
kasih.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan
Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development
(Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup
Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan
Anak. FKUI. Jakarta. 1991
[3] Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan
Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar